Di kecamatan Muara Kaman kurang lebih 120 km di hulu Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur ada sebuah daerah yang terkenal dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama Danau, daerah tersebut bukanlah danau seperti Danau Jempang dan Semayang. Daerah itu merupakan padang luas yang ditumbuhi semak dan perdu.
Dahulu kala kota Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan. Tepi lautnya ketika itu ialah di Berubus, kampung Muara Kaman Ulu yang lebih dikenal dengan nama Benua Lawas. Pada masa itu ada sebuah kerajaan yang bandarnya sangat ramai dikunjungi karena terletak di tepi laut.
Terkenallah pada masa itu di kerajaan tersebut seorang putri yang cantik jelita. Sang putri bernama Putri Aji Bedarah Putih. Ia diberi nama demikian tak lain karena bila sang putri ini makan sirih dan menelan air sepahnya maka tampaklah air sirih yang merah itu mengalir melalui kerongkongannya.
Kejelitaan dan keanehan Putri Aji Bedarah Putih ini terdengar pula oleh seorang Raja Cina yang segera berangkat dengan Jung besar beserta bala tentaranya dan berlabuh di laut depan istana Aji Bedarah Putih. Raja Cina pun segera naik ke darat untuk melamar Putri jelita.
Sebelum Raja Cina menyampaikan pinangannya, oleh Sang Putri terlebih dahulu raja itu dijamu dengan santapan bersama. Tapi malang bagi Raja Cina, ia tidak mengetahui bahwa ia tengah diuji oleh Putri yang tidak saja cantik jelita tetapi juga pandai dan bijaksana. Tengah makan dalam jamuan itu, puteri merasa jijik melihat kejorokan bersantap dari si tamu. Raja Cina itu ternyata makan dengan cara menyesap, tidak mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing.
Betapa jijiknya Putri Aji Bedarah Putih dan ia pun merasa tersinggung, seolah-olah Raja Cina itu tidak menghormati dirinya disamping jelas tidak dapat menyesuaikan diri. Ketika selesai santap dan lamaran Raja Cina diajukan, serta merta Sang Putri menolak dengan penuh murka sambil berkata, “Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan manusia yang cara makannya saja menyesap seperti anjing.”
Penghinaan yang luar biasa itu tentu saja membangkitkan kemarahan luar biasa pula pada Raja Cina itu. Sudah lamarannya ditolak mentah-mentah, hinaan pula yang diterima. Karena sangat malu dan murkanya, tak ada jalan lain selain ditebus dengan segala kekerasaan untuk menundukkan Putri Aji Bedarah Putih. Ia pun segera menuju ke jungnya untuk kembali dengan segenap bala tentara yang kuat guna menghancurkan kerajaan dan menawan Putri.
Perang dahsyat pun terjadilah antara bala tentara Cina yang datang bagai gelombang pasang dari laut melawan bala tentara Aji Bedarah Putih.
Ternyata tentara Aji Bedarah Putih tidak dapat menangkis serbuan bala tentara Cina yang mengamuk dengan garangnya. Putri yang menyaksikan jalannya pertempuran yang tak seimbang itu merasa sedih bercampur geram. Ia telah membayangkan bahwa peperangan itu akan dimenangkan oleh tentara Cina. Karena itu timbullah kemurkaannya.
Putri pun segera makan sirih seraya berucap, “Kalau benar aku ini titisan raja sakti, maka jadilah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat memusnahkan Raja Cina beserta seluruh bala tentaranya.” Selesai berkata demikian, disemburkannyalah sepah dari mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Dengan sekejap mata sepah sirih putri tadi berubah menjadi beribu-ribu ekor lipan yang besar-besar, lalu dengan bengisnya menyerang bala tentara Cina yang sedang mengamuk.
Bala tentara Cina yang berperang dengan gagah perkasa itu satu demi satu dibinasakan. Tentara yang mengetahui serangan lipan yang tak terlawan itu, segera lari lintang-pukang ke jungnya. Demikian pula sang Raja. Mereka bermaksud akan segera meninggalkan Muara Kaman dengan lipannya yang dahsyat itu, tetapi ternyata mereka tidak diberi kesempatan oleh lipan-lipan itu untuk meninggalkan Muara Kaman hidup-hidup. Karena lipan-lipan itu telah diucap untuk membinasakan Raja dan bala tentara Cina, maka dengan bergelombang mereka menyerbu terus sampai ke Jung Cina. Raja dan segenap bala tentara Cina tak dapat berkisar ke mana pun lagi dan akhirnya mereka musnah semuanya. Jung mereka ditenggelamkan juga.
Sementara itu Aji Bedarah Putih segera hilang dengan gaib, entah kemana dan bersamaan dengan gaibnya putri, maka gaib pulalah Sumur Air Berani, sebagai kekuatan tenaga sakti kerajaan itu. Tempat Jung Raja Cina yang tenggelam dan lautnya yang kemudian mendangkal menjadi suatu daratan dengan padang luas itulah yang kemudian disebut hingga sekarang dengan nama Danau Lipan.
Senin, 12 Maret 2012
Selasa, 06 Maret 2012
Pariwisata
Sintang-KOTA, (kalimantan-news) - Kalimantan tidak hanya dimiliki oleh negara Indonesia, namun berbagi tempat dengan Malaysia dan Brunai Darussalam. Tentu saja bila dikaitkan dengan potensi dan sumber daya pariwisatanya, sedikit banyak memiliki kemiripan.
Kemiripan yang berbasis latar kebudayaan Melayu dan kondisi geografis yang tidak jauh berbeda tentu saja akan mengesankan para turis dunia dalam melihat pariwisata di Kalimantan sebagai sebuah kesamaan.
Hal inilah yang dimanfaatkan secara cerdik oleh Badan Pariwisata Malaysia dengan mencanangkan slogan secara agresif, “Truly Asia” itu di Malaysia-Borneo, jauh-jauh hari.
Akibatnya cukup fatal, “agresi” promosi melalui media elektronik internasional seperti TV CNN, BBC dan website atau search engine terutama Yahoo dan MSN (Antara News, 2008) yang gencar dengan mempertontonkan bahwa orang Dayak dan satwa endemik Orangutan adanya hanya di negara mereka, mengakibatkan tertutupnya peluang branding bagi ke-4 propinsi di Kalimantan secara efektif.
Pariwisata sebagai sebuah industri strategis dan terbesar abad 21 (WTO, 2008), ptidak lagi dikelola dengan cara konvensional serta sebatas wilayah administrasi propinsi belaka. Upaya pengembangan berbasis borderless tourism (pariwisata tanpa batas wilayah) menjadi acuan penting bagaimana mengelola potensi pariwisata menjadi efektif dan efisien.
Lagi-lagi dalam hal ini, Kalimantan kalah cepat dan belum tanggap dengan upaya Malaysia yang telah meluncurkan Gawai Dayak secara besar-besaran berskala nasional di Serawak beberapa waktu lalu dan gaungnya jelas jauh lebih kuat mengukuhkan kebudayaan dan pariwisata mereka.
Oleh karenanya, tentu sangat tidak lucu bila pembangunan pariwisata yang dilakukan oleh ke-4 propinsi NKRI di Kalimantan saat ini masih dilakukan secara terpisah. Bahkan masih dalam situasi berkompetisi secara linier internal.
Aktivasikan Program Visit Kalimantan
Apa itu Visit Kalimantan? Tentu saja yang sering didengar adalah tema Visit Indonesia Year (VIY) yang selalu dicanangkan secara nasional setiap tahunnya. Suatu program rutin pemerintah pusat dalam upaya menggalang solidaritas daerah untuk mempromosikan secara intens daya tarik wisata lokal dan memikat dunia internasional.
Menggabungkan keberagaman daya tarik wisata yang ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan & Kalimantan Barat sebagai satu kesatuan pariwisata menjadi ide sederhana akan Visit Kalimantan.
Setiap tahun, ke empat propinsi menyelenggarakan secara berkala event Festival Tahunan. Bila di Kalimantan Tengah diselenggarakan Festival Isen Mulang yang diselenggarakan bertepatan dengan HUT Kalteng bulan Mei tiap tahun, begitu pula di Kalimantan Selatan dengan Festival Pasar Terapung, setiap bulan Juli.
Di Kalimantan Barat selalu diselenggrakan Festival Cap Go Meh setiap bulan Februari, dan Festival Erau di Kalimantan Timur yang diselenggarakan setiap bulan Juli-Agustus.
Ke-4 event besar tersebut tentu saja mengangkat potensi daerah masing-masing, untuk diperkenalkan secara luas ke tingkat nasional. Namun sayang, masih dipromosikan dan dikelola secara terpisah. Sehingga terkesan berjalan masing-masing. Disinilah perlunya kemitraan yang berbasis smart partnership, menggalang solidaritas bersama memajukan pariwisata Kalimantan.
Tentu saja ada kerumitan dalam pengelolaan sebuah event besar dan program promosinya. Namun hal tersebut tentu saja tidak sebanding dengan dampak positif yang diperoleh, bila ke-4 propinsi urun berkolaborasi.
Citra positif yang tercipta hingga level skala internasional, branding yang mampu mengukuhkan bahwa Kalimantan-Indonesia lah pusat Melayu dan akulturasi budaya Dayak yang kaya, kemampuan merangsang rencana liburan para wisatawan agar tinggal lebih lama, hingga terbuka luasnya peluang kerja dan kesempatan kerja bagi masyarakat dalam pemanfaatan sektor ekonomi pariwisata melalui event yang terintegrasi.
Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (community development)
Peran penting pariwisata dalam meretas manfaat ekonomi selanjutnya akan merangsang berbagai bentuk partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka semakin besar pula dukungan, penerimaan dan toleransi masyarakat terhadap keberlanjutan pembangunan pariwisata.
Pariwisata merupakan sebuah community industry, sehingga keberlanjutan pembangunan pariwisata sangat tergantung dan ditentukan oleh dukungan dan penerimaan masyarakat terhadap pariwisata. Penerimaan dan dukungan akan terbentuk bila pariwisata lebih sensitif dan responsif terhadap berbagai kebutuhan masyarakat lokal.
Seringkali penyebab munculnya permasalahan dalam pembangunan pariwisata karena terabaikannya kebutuhan masyarakat lokal, sehingga masyarakat cenderung untuk membenarkan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhannya, meskipun kontra produktif dengan keberlanjutan pembangunan pariwisata. Kecenderungan tersebut tentunya jika tidak dini diantisipasi, dapat menciptakan konflik kepentingan di antara masyarakat lokal, pelaku industri pariwisata dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan pembangunan pariwisata.
Visit Kalimantan di Fase Indonesia Kreatif
Melalui tularan Virus K (virus kreatif) yang menjadi tema Indonesia Kreatif oleh pemerintah pusat 7 Agustus 2009 lalu, Kalimantan tentu diharapkan akan mencapai fase aktivasi Ekonomi Kreatif berbasis masyarakat lokal.
Implementasi momentum tahun kreatif dengan Visit Kalimantan akan mewujud dan melibatkan perayaan atraksi wisata berbasis budaya lokal seperti tari-tarian daerah kontemporer, eksibisi potensi kuliner, kerajinan dan cinderamata asli daerah, pameran galeri desain produk lokal, karnaval/pawai budaya, media elektronik dan cetak, hingga pasar rakyat.
Melalui kreativitas yang dibalut pemanfaatan teknologi informasi terkini, tentu saja akan mempermudah banyak hal. Aspek keterjangakauan penyebaran berita semakin meluas, pengemasan (packaging) dari gabungan ke-4 event terbesar tersebut secara apik dan inovatif, akan mampu membuka sekat-sekat ego sektoral yang selama ini ditengarai masih berlangsung, bahkan termasuk mengirit ongkos publikasi secara signifikan.
Lebih dari itu, kungkungan dari rendahnya kualitas daya dukung infrastruktur dan pelayanan, tidak menjadi halangan berarti, bila kesatuan ini diimplementasikan dan dapat dijembatani oleh Badan Pariwisata Kalimantan (Kalimantan Tourism Board (KTB).
UU Kepariwisataan No.10 tahun 2009 secara jelas sangat mendukung dibentuknya badan-badan pariwisata di tingkat daerah dalam upaya mempercepat pembangunan pariwisata di tiap daerah Indonesia. Untuk penjelasan detil ide badan ini, Silahkan lihat di www.BorneoTourismWatch.wordpress.com atau opini yang sebelumnya dimuat di Harian Kalteng Pos edisi 15-16 Juni 2009.
Tentu saja Kalimantan Mampu!
Kemiripan yang berbasis latar kebudayaan Melayu dan kondisi geografis yang tidak jauh berbeda tentu saja akan mengesankan para turis dunia dalam melihat pariwisata di Kalimantan sebagai sebuah kesamaan.
Hal inilah yang dimanfaatkan secara cerdik oleh Badan Pariwisata Malaysia dengan mencanangkan slogan secara agresif, “Truly Asia” itu di Malaysia-Borneo, jauh-jauh hari.
Akibatnya cukup fatal, “agresi” promosi melalui media elektronik internasional seperti TV CNN, BBC dan website atau search engine terutama Yahoo dan MSN (Antara News, 2008) yang gencar dengan mempertontonkan bahwa orang Dayak dan satwa endemik Orangutan adanya hanya di negara mereka, mengakibatkan tertutupnya peluang branding bagi ke-4 propinsi di Kalimantan secara efektif.
Pariwisata sebagai sebuah industri strategis dan terbesar abad 21 (WTO, 2008), ptidak lagi dikelola dengan cara konvensional serta sebatas wilayah administrasi propinsi belaka. Upaya pengembangan berbasis borderless tourism (pariwisata tanpa batas wilayah) menjadi acuan penting bagaimana mengelola potensi pariwisata menjadi efektif dan efisien.
Lagi-lagi dalam hal ini, Kalimantan kalah cepat dan belum tanggap dengan upaya Malaysia yang telah meluncurkan Gawai Dayak secara besar-besaran berskala nasional di Serawak beberapa waktu lalu dan gaungnya jelas jauh lebih kuat mengukuhkan kebudayaan dan pariwisata mereka.
Oleh karenanya, tentu sangat tidak lucu bila pembangunan pariwisata yang dilakukan oleh ke-4 propinsi NKRI di Kalimantan saat ini masih dilakukan secara terpisah. Bahkan masih dalam situasi berkompetisi secara linier internal.
Aktivasikan Program Visit Kalimantan
Apa itu Visit Kalimantan? Tentu saja yang sering didengar adalah tema Visit Indonesia Year (VIY) yang selalu dicanangkan secara nasional setiap tahunnya. Suatu program rutin pemerintah pusat dalam upaya menggalang solidaritas daerah untuk mempromosikan secara intens daya tarik wisata lokal dan memikat dunia internasional.
Menggabungkan keberagaman daya tarik wisata yang ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan & Kalimantan Barat sebagai satu kesatuan pariwisata menjadi ide sederhana akan Visit Kalimantan.
Setiap tahun, ke empat propinsi menyelenggarakan secara berkala event Festival Tahunan. Bila di Kalimantan Tengah diselenggarakan Festival Isen Mulang yang diselenggarakan bertepatan dengan HUT Kalteng bulan Mei tiap tahun, begitu pula di Kalimantan Selatan dengan Festival Pasar Terapung, setiap bulan Juli.
Di Kalimantan Barat selalu diselenggrakan Festival Cap Go Meh setiap bulan Februari, dan Festival Erau di Kalimantan Timur yang diselenggarakan setiap bulan Juli-Agustus.
Ke-4 event besar tersebut tentu saja mengangkat potensi daerah masing-masing, untuk diperkenalkan secara luas ke tingkat nasional. Namun sayang, masih dipromosikan dan dikelola secara terpisah. Sehingga terkesan berjalan masing-masing. Disinilah perlunya kemitraan yang berbasis smart partnership, menggalang solidaritas bersama memajukan pariwisata Kalimantan.
Tentu saja ada kerumitan dalam pengelolaan sebuah event besar dan program promosinya. Namun hal tersebut tentu saja tidak sebanding dengan dampak positif yang diperoleh, bila ke-4 propinsi urun berkolaborasi.
Citra positif yang tercipta hingga level skala internasional, branding yang mampu mengukuhkan bahwa Kalimantan-Indonesia lah pusat Melayu dan akulturasi budaya Dayak yang kaya, kemampuan merangsang rencana liburan para wisatawan agar tinggal lebih lama, hingga terbuka luasnya peluang kerja dan kesempatan kerja bagi masyarakat dalam pemanfaatan sektor ekonomi pariwisata melalui event yang terintegrasi.
Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata (community development)
Peran penting pariwisata dalam meretas manfaat ekonomi selanjutnya akan merangsang berbagai bentuk partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka semakin besar pula dukungan, penerimaan dan toleransi masyarakat terhadap keberlanjutan pembangunan pariwisata.
Pariwisata merupakan sebuah community industry, sehingga keberlanjutan pembangunan pariwisata sangat tergantung dan ditentukan oleh dukungan dan penerimaan masyarakat terhadap pariwisata. Penerimaan dan dukungan akan terbentuk bila pariwisata lebih sensitif dan responsif terhadap berbagai kebutuhan masyarakat lokal.
Seringkali penyebab munculnya permasalahan dalam pembangunan pariwisata karena terabaikannya kebutuhan masyarakat lokal, sehingga masyarakat cenderung untuk membenarkan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhannya, meskipun kontra produktif dengan keberlanjutan pembangunan pariwisata. Kecenderungan tersebut tentunya jika tidak dini diantisipasi, dapat menciptakan konflik kepentingan di antara masyarakat lokal, pelaku industri pariwisata dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan pembangunan pariwisata.
Visit Kalimantan di Fase Indonesia Kreatif
Melalui tularan Virus K (virus kreatif) yang menjadi tema Indonesia Kreatif oleh pemerintah pusat 7 Agustus 2009 lalu, Kalimantan tentu diharapkan akan mencapai fase aktivasi Ekonomi Kreatif berbasis masyarakat lokal.
Implementasi momentum tahun kreatif dengan Visit Kalimantan akan mewujud dan melibatkan perayaan atraksi wisata berbasis budaya lokal seperti tari-tarian daerah kontemporer, eksibisi potensi kuliner, kerajinan dan cinderamata asli daerah, pameran galeri desain produk lokal, karnaval/pawai budaya, media elektronik dan cetak, hingga pasar rakyat.
Melalui kreativitas yang dibalut pemanfaatan teknologi informasi terkini, tentu saja akan mempermudah banyak hal. Aspek keterjangakauan penyebaran berita semakin meluas, pengemasan (packaging) dari gabungan ke-4 event terbesar tersebut secara apik dan inovatif, akan mampu membuka sekat-sekat ego sektoral yang selama ini ditengarai masih berlangsung, bahkan termasuk mengirit ongkos publikasi secara signifikan.
Lebih dari itu, kungkungan dari rendahnya kualitas daya dukung infrastruktur dan pelayanan, tidak menjadi halangan berarti, bila kesatuan ini diimplementasikan dan dapat dijembatani oleh Badan Pariwisata Kalimantan (Kalimantan Tourism Board (KTB).
UU Kepariwisataan No.10 tahun 2009 secara jelas sangat mendukung dibentuknya badan-badan pariwisata di tingkat daerah dalam upaya mempercepat pembangunan pariwisata di tiap daerah Indonesia. Untuk penjelasan detil ide badan ini, Silahkan lihat di www.BorneoTourismWatch.wordpress.com atau opini yang sebelumnya dimuat di Harian Kalteng Pos edisi 15-16 Juni 2009.
Tentu saja Kalimantan Mampu!
Lingkungan Hidup
Hutan-hutan kecil sangat dibutuhkan untuk menjaga ekosistem yang makin punah. Apalagi untuk daerah jogja bagian utara yang alamnya rusak parah diterpa bencana meletusnya gunung Merapi. Pohon-pohon di hutan lereng gunung merapi bisa dipastikan lebih dari 80% terbakar oleh tumpahan lahar dan abu panas Merapi. Banyak hewan-hewan liar juga ikut menjadi korban. Yang tersisa adalah lautan pasir Merapi yang meratakan daerah sekitarnya.
Yang menjadi percontohan saat ini adalah pemerintah China yang telah berhasil meningkatkan laju pertambahannya hutannya sebanyak 2,2 % pertahun. Sedangkan kalau dibandingkan di Indonesia justru sebaliknya malah terjadi peningkatan kehancuran hutan sejumlah 2 % pertahunnya. Dan saat ini penerima Adipura untuk kota-kota di Indonesia makin berkurang saja.
Seperti yang ditulis oleh mas Alamendah dalam blognya terdapat beberapa aksi peduli lingkungan salah satunya Sejuta Sepeda Sejuta Pohon di 100 Kota. Sepeda memang saat ini mulai ngetrend lagi harus didukung penuh oleh pemerintah dan seluruh warganya untuk membudayakan bersepeda. Pemerintah harus berupaya menyediakan lahan hijau untuk ajang bersepeda dan berolahraga warganya. Selain menyehatkan, bersepeda juga ramah lingkungan
Aksi lain seperti dikutip Media Indonesia bahwa di Bali bersama Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali, LIPI, dan PT HM Sampoerna akan mengadakan aksi menanam 4500 pohon pada hari ini. Aksi tersebut dipusatkan di Pantai Gianyar.
Mahasiswa Amerika beraksi dengan merayakan wisuda menggunakan toga yang berbahan dasar botol plastik yang diolah menjadi kain. Selengkapnya bisa dibaca pada posting sebelumnya tentangWisuda Peduli Lingkungan.
Event lain yaitu Indonesia tuan rumah seminar internasional tentang pendidikan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati (International Seminar on Environment Education and Biodiversty) berpusat di Pusdiklatnas Cibubur Jakarta dan diikuti 12 negara. Di Undip akan ada aksi menanam 5.000 tanaman magrove, dan masih banyak lagi. Yang terpenting jangan hanya mengangap ini sebagai seremonial belaka.
Kita bisa memperingatinya dengan hal-hal yang kecil. Sebagai contohnya bersedia tidak merokok di tempat umum, atau mungkin demi kesehatan sendiri mulai mengurangi konsumsi merokok. Membiasakan tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan sepeda untuk jarak dekat, menghemat penggunaan listrik, air dan hal-hal kecil lainnya.
Jangan sampai ini hanya terjadi sekali dalam setahun semata. Semoga Hari Lingkungan Hidup Dunia ini lebih menyadarkan kita tentang pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk anak cucu kita.
Yang menjadi percontohan saat ini adalah pemerintah China yang telah berhasil meningkatkan laju pertambahannya hutannya sebanyak 2,2 % pertahun. Sedangkan kalau dibandingkan di Indonesia justru sebaliknya malah terjadi peningkatan kehancuran hutan sejumlah 2 % pertahunnya. Dan saat ini penerima Adipura untuk kota-kota di Indonesia makin berkurang saja.
Seperti yang ditulis oleh mas Alamendah dalam blognya terdapat beberapa aksi peduli lingkungan salah satunya Sejuta Sepeda Sejuta Pohon di 100 Kota. Sepeda memang saat ini mulai ngetrend lagi harus didukung penuh oleh pemerintah dan seluruh warganya untuk membudayakan bersepeda. Pemerintah harus berupaya menyediakan lahan hijau untuk ajang bersepeda dan berolahraga warganya. Selain menyehatkan, bersepeda juga ramah lingkungan
Aksi lain seperti dikutip Media Indonesia bahwa di Bali bersama Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali, LIPI, dan PT HM Sampoerna akan mengadakan aksi menanam 4500 pohon pada hari ini. Aksi tersebut dipusatkan di Pantai Gianyar.
Mahasiswa Amerika beraksi dengan merayakan wisuda menggunakan toga yang berbahan dasar botol plastik yang diolah menjadi kain. Selengkapnya bisa dibaca pada posting sebelumnya tentangWisuda Peduli Lingkungan.
Event lain yaitu Indonesia tuan rumah seminar internasional tentang pendidikan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati (International Seminar on Environment Education and Biodiversty) berpusat di Pusdiklatnas Cibubur Jakarta dan diikuti 12 negara. Di Undip akan ada aksi menanam 5.000 tanaman magrove, dan masih banyak lagi. Yang terpenting jangan hanya mengangap ini sebagai seremonial belaka.
Kita bisa memperingatinya dengan hal-hal yang kecil. Sebagai contohnya bersedia tidak merokok di tempat umum, atau mungkin demi kesehatan sendiri mulai mengurangi konsumsi merokok. Membiasakan tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan sepeda untuk jarak dekat, menghemat penggunaan listrik, air dan hal-hal kecil lainnya.
Jangan sampai ini hanya terjadi sekali dalam setahun semata. Semoga Hari Lingkungan Hidup Dunia ini lebih menyadarkan kita tentang pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk anak cucu kita.
Langganan:
Postingan (Atom)