Sabtu,21 Januari 2012
Pagi hari pukul 06:00 kami berangkat dari Sangatta menuju Samarinda.
Sekitar pukul 10.00 kami tiba di Samarinda dan langsung menuju SLTP-LB Ruhui Rahayu, tepatnya di jalan Pelita.
Sesampainya, kami langsung disambut oleh guru-gurunya. Kami di persilahkan untuk masuk ke setiap kelas mengamati kegiatan apa saja yang dikerjaan anak-anak di sana. Kami pun diperkenankan untuk berkomunikasi bahkan berkenalan dengan setiap anak
Beberapa kelas yang kami datangi, yaitu :
1. Kelas 4 SD dengan jumlah murid 10 orang
2. Kelas 3 SD dengan jumlah murid 5 orang
3. Kelas 2 dan 3 SMP dalam satu ruangan dengan jumlah murid 8 orang.
Di kelas ini ada beberapa anak yang jago dalam beberapa bidang olahraga. Yaitu Renang dan Bulu Tangkis. Mereka pun berhasil mendapatkan satu buah piala emas dan dua buah piala perak.
4. Kelas 2 SD dengan jumlah murid 3 orang
5. Kelas 1 SMP dengan jumlah murid 8 orang
6. Kelas 1,2 dan 3 SMA dengan jumlah murid 10 orang
7. Kelas 1 dan 2 SMP dengan jumlah murid 6 orang
Di kelas ini saya sempat berkenalan dengan beberapa orang anak, di antaranya Ainun, Aldo, dan Ihwanitaqwa.
8. Kelas 4 SD dengan jumlah murid 2 orang
9. Kelas 3 SD dengan jumlah murid 5 orang
Lalu, kami mendatangi kelas musik tempat anak-anak penyandang tunanetra bermain musik. Di kelas tersebut terdapat 4 orang anak, di antaranya ada yang bermain drum, gitar, bass, dan keyboard. Dan mereka semua dapat bernyanyi dengan merdunya.
Di kelas yang lainnya, anak penyandang tunanetra yang lainnya bernama Rike murid kelas 1 SMP. Saat itu dia sedang menggunakan mesin Brail untuk membuat sebuah karya. Dia membuat sebuah puisi indah yang berjudul “Ibu”.
Dan tiba waktunya untuk kami meninggalkan sekolah tersebut.
Di sini, kami pun bisa lebih bersyukur atas apa yang kita miliki serta dapat melihat potensi apa saja yang mereka miliki. Mereka memang mempunyai kekurangan di bawah kita. Tetapi tidak mustahil juga mereka mempunyai kelebihan di atas kita.
Tepatnya pukul 12:00 siang kami meluncur ke Mesjid untuk Sholat Dzuhur, beristirahat sejenak, dan tidak lupa juga makan siang bersama.
Tidak terasa beberapa waktu berlalu, kami lanjutkan perjalanan menuju Panti Jompo.
Di sini kami dipersilahkan untuk mendatangi setiap wisma dengan syarat tidak mengganggu kakek dan nenek yang tinggal. Di temani oleh seorang pengurus dan kami di bagi atas beberapa kelompok agar tidak terlalu ramai.
Wisma pertama, kami di sambut oleh beberapa kakek yang ramah-ramah. Setelah bersalaman, salah satu dari kakek tersebut sempat bercerita sedikit tentang pengalaman hidupnya. Lanjut ke wisma selanjutnya dan lainnya, kami di sambut dengan tidak kalah ramahnya.
Sungguh sangat mengharukan ketika mendengar penggalan kisah hidup mereka.
Dan dari sini pun, dapat di ambil pelajaran untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya sebelum masa tua dating.
Singkat cerita, tepatnya pukul 03:00 sore. Kami meninggalkan panti jompo dan langsung check in hotel di Hotel Lambung.
Beristirahat sekitar 2 jam lebih dan sholat Ashar, pukul 05:30 sore kami meluncur ke Islamic Center. Sempat mengambil beberapa foto dan sholat Maghrib berjamaah.
Lanjut pada pukul 07:00 malam, kami berangkat untuk makan malam di rumah makan Pasundan. Dan di lanjutkan ke Mall Lembuswana untuk bershoping ria J. Tetapi, waktu yang sangat singkat dan bekal uang yang sedikit tidak berhasil memberi kepuasan untuk saya.
Karena sudah larut malam, kami pun balik ke hotel untuk mengumpulkan energi untuk esok hari.
Minggu,22 januari 2012
Pukul 05:00 pagi, dengan kondisi yang masih mengantuk saya bangun. Menunggu sejenak antrian mandi hehe. Lalu, saya dan teman-teman yang lain sholat Subuh berjamaah.
Setelah semua siap, kami sempat pergi ke pasar Inpres untuk membeli jajanan pengganjal perut pagi hari.
Ketika balik ke hotel, sarapan kami belum datang. Dan kami pun memutuskan untuk menunggu di kamar masing-masing.
Tidak lama untuk menghabiskan sarapan kami masing-masing. Dan akhirnya tiba waktunya untuk check out hotel dan pulang ke Sangatta.
Tetapi, sebelumnya kami sempat mengunjungi Desa Pampangan.
Di sana kami sempat bertanya-tanya tentang kebudayaan suku Dayak.
Beberapa macam tari Dayak yaitu : Nyamelesagai;tarian selamat datang, anyam tali, pangpaga, enggang terbang, hudoq oban, leleng;tarian perpisahan dll.
Pasti semua pernah mendengar nenek-nenek suku Dayak yang mempunyai telinga yang panjang bukan? Panggilan untuk mereka itu sebenarnya adalah Oda Oban.
Baju adat mereka di sebut dengan Sape Kenya. Di temani dengan atribut yang lainnya. Misalnya Kirip;bulu enggang yang biasa di pakai untuk menemani tarian adat dan Kapung;Topi.
Di sini juga ada beberapa orang yang menjualkan souvenir berupa gelang, kalung, baju, peci, dll yang bernafaskan suku Dayak.
Karna mengejar waktu untuk tidak tiba di Sangatta pada malam hari, kami pun melanjutkan perjalanan ke Mesjid terdekat untuk melaksanakan sholat Dzuhur dan makan siang bersama.
Setelah selesai, kami melanjutkan untuk bergegas pulang.
Dan tetapi, sebelum balik Sangatta, kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Sangkima. Tepatnya di rumah Bapak Setiono. Di sana kami di jamu dengan buah rambutan yang merah-merah. Slurp.
Setelah berpamitan, dan akhirnya kami menuju Sangatta kota Tercinta.